BINTANG dalam SAMUDRA


Disetiap malam ku merindukanmu, berharap kau datang menghampiriku. Kini kau telah datang, membawa kebahagian dalam lembaran hariku…..
Bintang, dialah seorang seorang gadis cantik jelita yang takkan pernah terganti dalam hatiku. Selama kurang lebih tiga tahun hidupku terasa hambar, tanpa ada tawa dan keindahan...sebelum akhirnya Bintang datang.
Awalnya hanya sebagai gadis biasa pengantar bunga pesanan Mamaku sehari-hari. Suatu hari Mamaku sangat disibukkan dengan boutiqnya. Bintang yang datang pagi-pagi ke rumah untuk mengantar bunga seperti biasa, kali ini harus menunggu Mama memberikan uang pembelian bunga. Tiba-tiba ia menghampiriku yang sedang berada di taman depan rumah. Dengan ramah ia menyapaku, dan memperkenalkan dirinya. Itulah saat pertama aku berjabat tangan, dan mendengar suara wanita pujaanku. Namun saat itu aku bersikap acuh tak acuh padanya. Karena sejak tiga tahun yang lalu semangat hidupku telah hilang, jadi menurutku memiliki banyak teman itu tak ada gunanya, toh akhirnya aku hanya akan membuat mereka bersedih saat waktuku telah tiba.
Namun entah mengapa beberapa waktu yang telah kulalui bersamanya  begitu terasa indah. Aku  merasa nyaman dengan canda dan gurauannya, tapi tidak! Ini tidak boleh terjadi! Aku takkan membuatnya menangis. Tak akan! Tak akan pernah!
Hhhhh…namun bagaimana ini?? walau telah kucoba menepis bayangnya, namun aku tak mampu. Canda tawanya kini selalu hadir dalam hari-hariku. Mama yang melihat perubahan kondisiku yang tiba-tiba semakin hari semakin membaik semenjak mengenal Bintang, akhirnya  meminta  Bintang untuk menggantikan perawat rumah sakit yang selama ini ditugaskan untuk merawatku di rumah. Mulai saat itulah kedekatanku dengan Bintang  semakin terjalin dengan baik. Bintang berhasil membangkitkan semangat hidupku kembali. Canda, tawa, senyum, dan semua keindahan yang dimilikinya telah mewarnai hari-hariku.bahkan aku yang selama ini sangat tertutup dengan siapapun termasuk Mama dan Papaku, kini dapat menjadi seorang Samudra yang terbuka dengan seorang Bintang yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Tangis dan tawa semua kuluapkan padanya. Termasuk beban hidup karena penyakit kanker hati  yang telah kurang lebih tiga tahun bersarang di tubuhku.  Bahkan dia selalu memberikan senyum manisnya dalam setiap detik waktunya bersamaku. Aku sangat bahagia memiliki seorang sahabat sepertinya.
Suatu hari aku kembali terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah dari mulutku. Apakah ini pertanda bahwa waktuku tak lama lagi akan berakhir?? Aku berharap Tuhan akan memberikan waktu yang lebih lama untukku bersama Bintang. Namun sepertinya waktu tak berpihak padaku. Hingga akhirnya aku di rawat di rumah sakit ternama di Surabaya, tanpa Bintang. Aku sengaja meminta Mama untuk tidak memberi tahu Bintang tetang kondisiku saat ini. Aku tak ingin air matanya menetes hanya karenaku. Sampai disaat terakhirku nanti, aku berjanji takkan membuatnya menangis.
“Aaarrgghh…..Ma..! Sakit!” teriakku memanggil Mama yang saat itu ada di dekatku, namun setelah itu aku tak dapat merasakan apapun, semua menjadi gelap. Mungkinkah waktuku telah berakhir?? Entahlah…
Tak lama kemudian aku tersadar dengan sambutan air mata Mama dan beberapa orang yang lain sedang mengelilingiku.
Ada apa ini Ma? Mengapa Mama menangis??”
“Ma! Tolong Jawab!”
“Hiks..hiks..! Bintang, Sam. Bitang…”
“Bintang kenapa Ma?? Bintang mana??”
            Mama hanya terdiam membisu, air matanya semakin deras mengalir. Beliau hanya memberikan sebuah amplop. Di dalamnya terdapat sebuah surat yang ditujukan padaku. Dalam selembar kertas itu tertulis…

 Untuk : Samudraku yang sangat kucinta.
           
Apa kabar, Sam?? Semoga kamu baik-baik aja. Kamu tenang a ja, aku nggak kemana-mana kok. Aku janji, aku akan selalu ada di dekat kamu. Aku ada di hatimu.
            Aku sangat bahagia, Sam. Karena sekarang apa yang aku inginkan sejak dulu telah terwujud. Aku bahagia bisa selalu ada di dekatmu. Aku bahagia bisa selalu memberikan  rasa cintaku untukmu, membuatmu selalu dapat merasakan cintaku. Semoga kamu selalu bahagia dengan hari-hari baru yang akan kau jelang.. Jangan pernah menangis atau berhenti tersenyum, Samudra! Untukku.
            Aku bahagia pernah mengenalmu, dan menjadi sahabatmu. Mulai sekarang aku akan menjadi sahabat sejatimu. Sampai nanti, Sam!
                                                                       
Yang selalu mencintaimu,
                                                                        Bintang
            Itulah surat dari Bintang, yang sekaligus menjadi kenang-kenangan terakhirnya untukku. Setelah kubaca dengan penuh tanya, akhirnya Mama menjelaskan  semua yang telah terjadi saat aku terbaring koma selama kurang lebih dua bulan. Mama berkata, bahwa Bintang telah mengetahui kondisiku dengan sendirinya. Mama juga kaget sewaktu dokter berkata bahwa ada seseorang yang hatinya cocok denganku dan bersedia mendonorkannya untukku. Awalnya dokter tak bersedia menerima donor hatinya, karena tidak seharusnya transplantasi hati itu dilakukan dari orang yang masih hidup.. Tapi, ia  memaksa dengan alasan dia tak ingin meninggal sebagai orang yang tak berguna, karena tanpa sepengetahuanku ternyata dia mengidap penyakit leukemia. Bintang juga telah di rawat di rumah sakit ini kurang lebih satu bulan setelah mendapat paksaan dari keluarganya. Karena selama ini ia tak mau menjalani pengobatan karena ia bilang ia ingin menikmati sisa hidupnya sebagai gadis biasa, bukan sebagai gadis penyakitan yang tinggal di rumah sakit. Hingga saat terakhirnya dia terus memaksa Dokter untuk mencangkokan hatinya untukku. Bahkan ia meminta dokter untuk mendonorkan semua organ tubuhnya yang dapat didonorkan kepada orang-orang yang membutuhkan.  Dan akhirnya Dokter mengabulkan permintaan terakhirnya atas permohonan yang juga di lakukan keluarganya, karena ini permintaan terakhir Bintang. Dokter menunjukkan  surat yang telah ditandatanganinya yang menyatakan bahwa ia bersedia mendonorkan hatinya untukku dan organ tubuhnya yang lain kepada orang-orang yang membutuhkan. Tak terasa air mataku meleleh dan akupun menangis. Aku  meminta Mama mengantarkanku ke makam Bintang. Tak kusangka akan begitu cepat aku kehilangannya, disaat aku menyadari bahwa aku sangat mencintainya. Kaulah Bintang di hatiku…

                                                                                      Saveer

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar